Iman adalah karunia terbesar yang Allah berikan kepada seorang hamba. Ia adalah cahaya yang menuntun hidup, penopang amal, dan penentu keselamatan di dunia maupun akhirat. Karena begitu agung nilainya, para ulama senantiasa mengingatkan agar seorang Muslim tidak pernah lengah dalam memelihara imannya.
Pentingnya Memelihara Iman
- Iman bukan sesuatu yang statis. Ia bisa bertambah dan bisa berkurang. Dalam kehidupan sehari-hari, seorang Muslim dihadapkan pada banyak ujian, godaan, bisikan syaitan, serta berbagai pengaruh lingkungan. Jika iman tidak dijaga dengan kesadaran dan usaha, ia dapat melemah tanpa disadari.
Teladan Abu Darda dalam Memantau Iman
- Di antara generasi terbaik, Abu Darda radhiyallahu ‘anhu memiliki kebiasaan mulia. Beliau berkata:
“Termasuk kecerdikan/bagusnya pemahaman seorang hamba adalah mencemaskan imannya, apakah meningkat atau menurun.”
Beliau sering mengajak istrinya untuk duduk dan saling mengingatkan, “Mari kita beriman sejenak,” yaitu memperbarui keimanan dengan berdzikir dan bermuhasabah. Ini menunjukkan bahwa sahabat-sahabat Nabi begitu serius dalam mengawasi keadaan iman mereka, padahal mereka adalah manusia terbaik.
Belajar Rukun Iman dan Rukun Islam
- Tugas menuntut ilmu yang paling mendesak dan paling penting adalah memahami rukun iman dan rukun Islam. Karena seluruh amal ibadah, akhlak, dan muamalah seorang Muslim berdiri di atas pondasi ini. Tanpa pemahaman yang lurus mengenai pokok-pokok agama, seseorang akan mudah goyah dan terseret kepada pemahaman yang menyimpang.
Barangsiapa ingin memperdalam keimanan setelah menguasai dasarnya, hendaknya mempelajari syu’abul iman—cabang-cabang iman yang disebutkan dalam hadits, seperti sifat jujur, amanah, malu, dan amal-amal hati. Inilah yang membuat iman semakin matang dan berkualitas.
Istiqamah dalam Menuntut Ilmu
- Ilmu adalah cahaya hati dan bahan bakar iman. Jika seseorang berhenti menuntut ilmu, maka imannya akan cepat melemah. Karena itu, istiqamah menuntut ilmu meski sedikit demi sedikit adalah salah satu cara paling kuat untuk menjaga diri agar tidak tersesat. Ilmu pula yang membuat hati terus terarah kepada kebenaran.
Sebab Bertambah dan Berkurangnya Iman
Para ulama menyebutkan bahwa sebab bertambahnya iman antara lain:
- memperbanyak amal shalih,
- mendalami ilmu agama,
- memperbaiki akhlak,
- bergaul dengan orang-orang soleh,
- memperbanyak dzikir dan membaca Al-Qur’an.
Adapun yang melemahkan atau mengurangi iman adalah:
- sering berbuat maksiat,
- mengikuti hawa nafsu,
- lalai dari dzikir,
- malas menuntut ilmu,
- memilih teman buruk,
- terjerumus ke dalam syubhat dan syahwat.
Rasa Takut Menyimpang adalah Tanda Keimanan
- Orang yang imannya hidup akan selalu merasa khawatir jika suatu hari ia bisa tergelincir ke dalam kesalahan. Rasa takut ini bukan tanda kelemahan, tetapi tanda kewaspadaan yang sehat. Para sahabat pun mengkhawatirkan hal yang sama, meskipun mereka berada pada posisi keimanan yang jauh lebih kuat dari kita.
Menjaga Hati
- Rasulullah ﷺ bersabda:
“Ketahuilah bahwa dalam tubuh ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik seluruh tubuh, dan jika ia rusak, maka rusak seluruh tubuh. Ketahuilah, itu adalah hati.”
(HR. Bukhari & Muslim)
Karena itu, fokus utama dalam memelihara iman adalah memelihara hati. Jika hati senantiasa terhubung kepada Allah, bersih dari iri, sombong, malas, dan penyakit-penyakit batin lainnya, maka seluruh anggota badan akan mengikuti.
Inti Memelihara Iman
Pada hakikatnya, memelihara iman itu sederhana dalam konsep, tetapi membutuhkan keteguhan dalam praktik: yaitu menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Setiap ketaatan menumbuhkan iman, sedangkan setiap maksiat mengikisnya. Karena itu, seorang Muslim harus memilih langkah-langkah hidupnya dengan hati-hati, apakah ia mendekatkan diri kepada Allah atau justru menjauhinya.
Penutup
Memelihara iman adalah perjalanan panjang seumur hidup. Ia bukan tugas musiman, tetapi kewajiban harian. Mulailah dengan memperbaiki ibadah, memperbanyak amal shalih, menuntut ilmu, mengendalikan hati, dan menjauhi maksiat. Dengan itu semua, insyaAllah Allah akan menjaga kita dalam keadaan iman yang kokoh hingga akhir hayat.
Disarikan dari Kajian Karyawan
Dengan Tema “Peliharalah Imanmu”
Bersama Ustadz M. Sulhan Jauhari, Lc., M.H.I. Hafidzhahullah