Yayasan Minhajus Sunnah

Hikmah di Balik Musibah dan Cobaan

Berikut adalah contoh berita dakwah yang dirangkum berdasarkan kajian Ust. Mustain mengenai Hikmah di Balik Musibah dan Cobaan:


Berita Kajian: Hikmah di Balik Musibah dan Cobaan oleh Ust. Mustain

Surabaya, 23 September 2024 — Dalam kajian terbaru yang diadakan di Masjid Darul Hijrah, Ust. Mustain menyampaikan pesan mendalam tentang hikmah di balik musibah dan cobaan yang sering dialami manusia. Kajian ini memberikan pengertian bahwa dunia adalah tempat ujian dan Allah menciptakan kehidupan dan kematian sebagai sarana untuk menguji siapa di antara manusia yang paling baik amalnya.

Ust. Mustain menekankan bahwa musibah adalah takdir yang telah ditetapkan oleh Allah 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi. Sebagaimana disebutkan dalam hadits Rasulullah ﷺ:

“Sesungguhnya Allah telah menetapkan takdir bagi segala sesuatu 50.000 tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi.” (HR. Muslim)

Beliau juga menjelaskan bahwa ujian terbesar justru menimpa para nabi, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Rasulullah ﷺ:

“Orang yang paling berat ujiannya adalah para nabi, kemudian orang-orang saleh, lalu orang-orang yang mendekati mereka.” (HR. Tirmidzi)

Ust. Mustain mengajak para jamaah untuk memahami bahwa tidak semua ujian berupa kesedihan, seperti kehilangan harta atau orang yang dicintai. Sering kali, ujian juga datang dalam bentuk kesenangan, kekayaan, dan jabatan. Hal ini mengingatkan umat agar tidak sombong dengan kenikmatan yang diberikan, karena di balik nikmat tersebut terdapat ujian yang harus dihadapi dengan penuh tanggung jawab.

Dalam kajian ini, Ust. Mustain mengutip firman Allah dalam QS. Al-Baqarah: 155-157:

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.”

Musibah, kata Ust. Mustain, tidak hanya ujian bagi orang yang bersangkutan, tetapi juga sebagai bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits:

“Sesungguhnya besarnya pahala itu tergantung dari besarnya ujian. Dan sesungguhnya Allah, apabila mencintai suatu kaum, Dia menguji mereka.” (HR. Tirmidzi)

Kajian ini diakhiri dengan pesan agar umat Islam selalu bersabar dan tawakkal saat menghadapi musibah. Ust. Mustain mengingatkan bahwa bersabar bukan berarti menahan diri dari bersedih, tetapi menahan lisan dan tindakan dari melakukan hal-hal yang tidak diridhai Allah. Musibah adalah ladang pahala dan kesempatan untuk semakin dekat kepada Allah.

“Tidaklah seorang muslim ditimpa suatu kesedihan, kelelahan, bahkan sekecil duri yang menusuknya, melainkan Allah menghapus dosa-dosanya” (HR. Bukhari dan Muslim), tambahnya.

Dengan penuh keikhlasan dan keteguhan, umat Islam diharapkan mampu meraih pahala besar di balik setiap cobaan, sehingga hidup di dunia ini bisa dijadikan sebagai sarana untuk meraih ridha Allah dan kebahagiaan di akhirat.


Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi pembaca sebagai pengingat bahwa musibah dan cobaan merupakan tanda kasih sayang Allah, serta cara-Nya untuk menghapus dosa dan meningkatkan derajat seorang hamba yang beriman.



Berikut adalah ringkasan poin-poin kajian dari Ust. Mustain beserta hadits yang disebutkan dalam kajian mengenai hikmah di balik musibah dan cobaan:

### Poin-Poin Utama:
1. Dunia adalah Tempat Ujian:
   – Allah menciptakan kehidupan dan kematian sebagai ujian untuk melihat siapa yang terbaik amalnya (QS. Al-Mulk: 2).
   – Ujian tidak hanya berupa kesedihan tetapi juga berupa kesenangan.

2. Ujian Terberat Menimpa Para Nabi:
   – Rasulullah ﷺ bersabda, “Orang yang paling berat ujiannya adalah para nabi, kemudian orang-orang saleh, lalu yang mendekati mereka” (HR. Tirmidzi).

3. Musibah sebagai Tanda Cinta Allah:
   – “Sesungguhnya besarnya pahala itu tergantung besarnya ujian” (HR. Tirmidzi).
   – Allah menguji hamba-Nya untuk mengangkat derajat dan menghapus dosa.

4. Sabar dalam Menghadapi Musibah:
   – QS. Al-Baqarah: 155-157 menjelaskan bahwa Allah pasti menguji hamba-Nya dan orang-orang yang sabar akan mendapatkan pahala.
   – Nabi ﷺ bersabda, “Tidaklah seorang muslim ditimpa suatu kesedihan, kelelahan, bahkan sekecil duri yang menusuknya, melainkan Allah menghapus dosa-dosanya” (HR. Bukhari dan Muslim).

5. Musibah adalah Takdir:
   – Semua musibah telah ditetapkan Allah 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi (HR. Muslim).
   – Tidak boleh berkata “seandainya” atas sesuatu yang sudah terjadi, karena itu adalah bagian dari takdir Allah.

6. Musibah adalah Pengingat Dosa:
   – QS. Asy-Syura: 30 menjelaskan bahwa musibah yang menimpa seseorang merupakan akibat dari perbuatannya dan bertujuan agar dia bertaubat.

7. Menghadapi Musibah dengan Tawakkal:
   – Rasulullah ﷺ bersabda, “Barang siapa yang ridho dengan ketetapan Allah, maka Allah ridho kepadanya” (HR. Tirmidzi).
   – Contoh dari kisah Nabi Musa yang diperintahkan Allah lari ke laut sebagai bentuk tawakkal kepada perintah Allah.

8. Musibah Membawa Kebaikan:
   – Di balik setiap musibah, Allah pasti menyediakan kebaikan yang lebih besar bagi hamba-Nya.
   – Semakin besar ujian, semakin besar pahala jika dihadapi dengan ikhlas dan sabar.

### Kesimpulan:
Setiap musibah yang menimpa manusia merupakan ujian dari Allah untuk menguji kesabaran, menghapus dosa, dan mendekatkan diri kepada-Nya. Kunci dari menghadapi musibah adalah sabar, tawakkal, dan ridha atas takdir yang telah ditetapkan Allah.

Tinggalkan Komentar