Yayasan Minhajus Sunnah

Manzilah Kalimat Tauhid Laa ilaaha Illallah – Pertemuan ke 1

Manzilah Kalimat Tauhid Laa ilaaha Illallah
– Pertemuan ke 1

4 hal utama dalam islam :
1. Aqidah
2. Ibadah
3. Akhlaq
4. Muamalah

   Aqidah itu diambil berdasarkan atau bersumber dari al-Quran, Hadits-hadits shohih, dan al-Ijma’.

   Mengapa masalah aqidah penting? karna aqidah yang benar itu adalah syarat mutlak agar seseorang terjaga dari kesyirikan dan masuk ke dalam surga-Nya Allah Ta’ala.

  Sebab-sebab terjadinya kesyirikan di muka bumi itu karna 2 :

   1. Berlebihan dalam mencintai orang-orang sholih. seperti yang terjadi di zaman Nuh alaihissalam, kaumnya awalnya hanya membuat patung/gambar dari 5 orang sholeh di zaman itu untuk menghormati dan mengenang mereka. kemudian setelah ganti generasi, masuk ke generasi berikutnya muncul bisikan-bisikan yang mengatakan bahwa orang-orang terdahulu itu menyembah 5 orang ini. maka terjadilah kesyirikan yang berawal dari rasa cinta yang berlebihan.

   2. Gambaran-gambaran manusia tentang Allah. ada sebuah golongan yang mengatakan cobalah kita bikin gambar atau patung yang menggambarkan tentang Allah supaya kita lebih khusyuk, lebih menghayati, dll. maha suci Allah dari apa yang mereka lakukan. dan ini adalah yang dilakukan oleh kaum nashara.

  Dan pokok Aqidah itu adalah tentang keimanan seorang hamba kepada Rabbnya yaitu Allah subhanahu wa ta’ala. berikut adalah rincian tentang iman kepada Allah Azza wa Jalla :

  1. Iman kepada Wujud (Keberadaan) Allah
Iman kepada wujud Allah berarti meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah benar-benar ada, tanpa diragukan sedikit pun. Keberadaan Allah adalah fitrah manusia, didukung oleh akal sehat, dan ditegaskan oleh wahyu. Tidak ada sesuatu pun yang menciptakan dirinya sendiri atau muncul tanpa sebab; maka alam semesta ini pasti memiliki pencipta. Imam Abu Hanifah berkata, “Wujud Allah itu qidam (tidak berawal), karena kalau tidak, maka Dia akan menjadi makhluk.” (lihat: al-Fiqh al-Akbar). Allah berfirman: “Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)?” (QS. At-Tur: 35). Ini adalah dalil rasional dan wahyu sekaligus.

  2. Iman kepada Rububiyah Allah
Rububiyah berasal dari kata Rabb, yaitu meyakini bahwa Allah adalah satu-satunya Pencipta, Pemilik, dan Pengatur seluruh alam. Allah yang menghidupkan, mematikan, memberi rezeki, dan mengatur takdir. Semua manusia, bahkan kaum musyrikin Arab pun mengakui Rububiyah Allah, namun itu saja tidak cukup untuk dikatakan beriman (lihat: Tafsir Ibn Katsir pada QS. Yunus: 31). Syaikhul Islam Ibn Taymiyyah menegaskan, “Tauhid rububiyah telah diakui oleh banyak umat, namun tidak cukup tanpa tauhid uluhiyah.” (Majmu’ al-Fatawa, 3/94). Oleh karena itu, iman kepada Rububiyah adalah fondasi pengenalan akan Allah sebagai Rabb.

  3. Iman kepada Uluhiyah Allah
Uluhiyah adalah meyakini bahwa hanya Allah yang berhak disembah dan ditujukan semua bentuk ibadah. Inilah inti dakwah para rasul. Uluhiyah berasal dari kata ilah (sembahan), dan tauhid uluhiyah berarti mentauhidkan Allah dalam ibadah. Allah berfirman: “Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia” (QS. Al-Baqarah: 163). Imam Ibnul Qayyim berkata, “Tauhid uluhiyah adalah tauhid yang ditolak oleh kaum musyrikin, dan untuk ini para nabi diutus.” (Madarijus Salikin, 3/450). Oleh karena itu, mengakui Rububiyah tanpa Uluhiyah belum menjadikan seseorang beriman secara benar.

  4. Iman kepada Asma’ wa Shifat Allah
Ini berarti meyakini bahwa Allah memiliki nama-nama yang terbaik (al-Asma’ al-Husna) dan sifat-sifat yang luhur (ash-Shifat al-Ulya) sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an dan Sunnah, tanpa mengubah (taḥrīf), menolak (ta‘ṭīl), menyerupakan (tashbīh), atau membagaimanakan (takyīf). Allah berfirman: “Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Asy-Syura: 11). Imam Ahmad bin Hanbal berkata, “Kami beriman kepada sifat-sifat Allah sebagaimana datangnya, tanpa takwil, tanpa tahrif, tanpa takyif, dan tanpa tamtsil.” (lihat: Ushul Sunnah oleh Imam Ahmad). Menetapkan nama dan sifat Allah adalah bagian dari penyempurnaan tauhid.

disarikan dari Kajian Kitab Manzilah Kalimat Tauhid Laa ilaaha Illallah, Pertemuan ke – 1
bersama Ustadz Mubarak Bamualim, Lc., M.H.I.
Hafizhahullahu Ta’ala

Tinggalkan Komentar