Yayasan Minhajus Sunnah

Manzilah Kalimat Tauhid Laa ilaaha Illallah – Pertemuan ke 5

Kalimat tauhid merupakan pelindung (penjaga) bagi darah dan harta orang yang mengucapkannya.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda :

أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَقُولُوا: لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، فَمَنْ قَالَ: لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، فَقَدْ عَصَمَ مِنِّي نَفْسَهُ وَمَالَهُ، إِلَّا بِحَقِّهِ وَحِسَابُهُ عَلَى اللَّهِ

“Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka mengatakan ‘laa ilaaha illallah’ (tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah). Siapa saja yang telah mengucapkan laa ilaaha illallah, sungguh terjagalah nyawa dan harta mereka, kecuali karena hak (Islam). Sedangkan perhitungannya ada di sisi Allah Ta’ala.”

(HR. Bukhari no. 2946 dan Muslim no. 21)

 

– Kalimat Tauhid adalah Penyelamat seseorang dari Api Neraka

«فَإِنَّ اللهَ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ يَبْتَغِيْ بِذَلِكَ وَجْهَ اللهِ»

dari ‘Itbaan radhiyallaahu ‘anhu, beliau berkata, Nabi shalallahu alaihi wasallam bersabda “Maka sesungguhnya Allah telah mengharamkan Neraka bagi orang yang mengucapkan laa ilaaha illallaahu, yang dengannya dia mencari wajah Allah.”

  1. al-Bukhari (6422)

Hadits lain, dari Anas bin Maalik radliyallaahu ‘anhu, beliau berkata :

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُغِيرُ إِذَا طَلَعَ الْفَجْرُ، وَكَانَ يَسْتَمِعُ الأَذَانَ، فَإِنْ سَمِعَ أَذَانًا، أَمْسَكَ، وَإِلَّا أَغَارَ، فَسَمِعَ رَجُلًا، يَقُولُ: اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: عَلَى الْفِطْرَةِ…..

“Rasulullah ﷺ pernah hendak menyerang satu daerah ketika terbit fajar. Beliau menunggu suara adzan, jika beliau mendengar suara adzan maka beliau menahan diri. Namun jika beliau tidak mendengar, maka beliau menyerang. Lalu beliau ﷺ pun mendengar seorang laki-laki berkata (mengumandangkan adzan) : Allaahu akbar Allaahu akbar. Rasulullah ﷺ bersabda : “Di atas fithrah”, kemudian laki-laki tadi berkata lagi (mengumandangkan azan) : Asyhadu alla ilaaha illallah. Rasulullah ﷺ bersabda : “Engkau telah keluar (selamat) dari Api Neraka”

[diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam musnadnya jilid 19 no 354, berkata para muhaqqiq bahwa sanadnya benar sesuai syarat muslim]

 

– Kalimat Tauhid adalah Perkataan yang kokoh

Nabi Shalallahualaihi wasallam bersabda :

إِذَا أُقْعِدَ الْمُؤْمِنُ فِي قَبْرِهِ أُتِيَ، ثُمَّ شَهِدَ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللّٰهِ، فَذَلِكَ قَوْلُهُ تَعَالَى: ﴿يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ

“Apabila orang mukmin telah didudukkan di dalam kuburnya, lalu didatangkan kepadanya (dua malaikat), maka ia akan bersaksi bahwa tidak ada ilah (sesembahan) yang berhak disembah selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Maka yang demikian itu adalah firman Allah Ta‘ala: “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh (kalimat tauhid) di kehidupan dunia dan di akhirat.” (QS. Ibrahim: 27)

Diriwayatkan oleh al-Bukhari (No. 1369)

 

– Kalimat Tauhid adalah Kalimah ath-Thayyibah (kalimat yang baik)

Menurut Ibn Katsir, istilah “kalimah ṭayyibah” (kalimat yang baik) dalam QS. Ibrahim [14]: 24 bermakna kalimat tauhid “lā ilāha illallāh”. Beliau menjelaskan bahwa Allah menyerupakan kalimat tauhid ini seperti pohon yang baik, yang akarnya kuat tertanam di bumi dan cabangnya menjulang ke langit. Perumpamaan ini menggambarkan kokohnya iman seorang mukmin yang di dalam hatinya tertanam kalimat tauhid; akarnya menghujam di hati, cabangnya menjulang dengan amal saleh, dan buahnya memberi manfaat bagi dirinya dan orang lain.

Adapun “kalimah khabīthah” (kalimat yang buruk) diibaratkan sebagai pohon yang buruk, yang tercabut dari permukaan bumi dan tidak memiliki keteguhan. Ini menggambarkan ucapan kufur dan kemunafikan yang tidak berakar dalam iman, sehingga tidak melahirkan amal yang baik. Dengan demikian, Ibn Katsir menegaskan bahwa kalimat tauhid bukan sekadar ucapan di lisan, melainkan keyakinan dan amal yang kokoh.

lihat Tafsir Ibnu Katsir jilid 4 hal.491

 

– Kalimat Tauhid adalah Sebab mengapa Allah menyiapkan hari dimana manusia terpecah menjadi beberapa golongan

Dan karena kalimat Tauhid juga manusia terbagi antara yang muslim dan kafir, dan nanti setiap mereka mempunyai tempat Kembali sesuai dengan “sikap” mereka terhadap kalimat yang agung ini : Laa ilaaha illallah. Maka Sebagian merekan masuk kedalam surga dan Sebagian mereka masuk ke dalam Saiir / Neraka, sebagaimana firman Allah :

وَكَذٰلِكَ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ قُرْاٰنًا عَرَبِيًّا لِّتُنْذِرَ اُمَّ الْقُرٰى وَمَنْ حَوْلَهَا وَتُنْذِرَ يَوْمَ الْجَمْعِ لَا رَيْبَ فِيْهِۗ فَرِيْقٌ فِى الْجَنَّةِ وَفَرِيْقٌ فِى السَّعِيْرِ ۝٧

Artinya : Demikianlah Kami mewahyukan kepadamu Al-Qur’an yang berbahasa Arab agar engkau memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qurā (Makkah) dan penduduk di sekelilingnya serta memberi peringatan tentang hari berkumpul (kiamat) yang tidak diragukan keberadaannya. Segolongan masuk surga dan segolongan (lain) masuk neraka.

 

disarikan dari Kajian Kitab Manzilah Kalimat Tauhid Laa ilaaha Illallah, Pertemuan ke – 5
bersama Ustadz Mubarak Bamualim, Lc., M.H.I.
Hafizhahullahu Ta’ala

 

Tinggalkan Komentar